Beberapa puluh sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bantul hadapi kritis pecinta.
Keseluruhan ada 40 SD negeri dan swasta yang terdaftar kurang pendaftar pada Penyeleksian Akseptasi Siswa Baru (SPMB) tahun ini.
Bahkan juga, beberapa sekolah hampir tidak mempunyai siswa baru sama sekalipun.
Kepala Sektor SD Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Edy Sutrisno mengutarakan, dari jumlahnya itu, 29 salah satunya ialah SD negeri dengan pendaftar kurang dari 10 anak.
Sementara 11 yang lain ialah SD swasta yang alami hal sama.
“Hasil dari hingga sementara Senin, 16 Juni 2025 jam 09.00, data dapat berbeda,” ungkapkan Edy saat diverifikasi, Selasa (17/6/2025).
Data memperlihatkan keadaan paling mengenaskan terjadi di SD Negeri Jatimulyo, Dlingo.
Sekolah itu tidak memperoleh satu juga siswa kelas 1.
Sementara di MI A’arif Diponegoro, Pajangan, cuma terdaftar dua siswa baru.
SD Negeri Kedungmiri, Imogiri; SD Negeri Mojosari, Piyungan; SD Negeri Ciren, Pandak; SD Kanisius Kanutan, Banguntapan; dan MI Nurul Ulum, Kretek masing-masing cuma mempunyai empat pelajar baru.
Walau sebenarnya keseluruhannya, jumlah alumnus TK/RA sebagai calon pelajar SD/MI tahun ini capai 14.722 anak.
Sementara kapasitas tampung semua SD/MI negeri dan swasta di Bantul sekitar 17.843 bangku.
Itu maknanya, masih tetap ada 3.121 bangku kosong di kelas 1 SD tahun tuntunan 2025/2026.
Lanjut Edy, tetap menanti pengkajian kelanjutan untuk kemungkinan penyatuan (regrouping) beberapa sekolah yang sepi pecinta.
Namun, peraturan itu tidak dapat diambil ceroboh.
Lokasi beberapa sekolah yang terasing dan jauh menjadi kendala akses untuk pelajar bila penyatuan dilaksanakan tanpa jalan keluar transportasi.
Edy cemas bila dipaksa regrouping, malah akan berpengaruh pada angka putus sekolah.
“Apalagi, beberapa daerah yang kekurangan siswa ini telah alami pengurangan populasi umur sekolah (PUS),” pungkasnya. (cr2)